Suarakan Keprihatinan Demokrasi Jelang Pemilu, Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Raya Gelar Aksi

- 5 Februari 2024, 20:53 WIB
Suasana saat aksi yang dilakukan akademisi beserta masyarakat sipil di bundaran alun-alun tugu kota Malang
Suasana saat aksi yang dilakukan akademisi beserta masyarakat sipil di bundaran alun-alun tugu kota Malang /Dk/MALANGRAYA.CO

MALANGRAYA.CO- Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Raya Suarakan Keprihatinan Demokrasi Jelang Pemilu, Aksi digelar di Alun-Alun Tugu kota Malang, Aksi ini untuk menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi demokrasi di Indonesia yang dianggap sedang kritis menjelang pemilu 2024 mendatang, pada, Senin (5/2/2024). 

Selama aksi, kelima seruan luhur dari akademisi dan masyarakat sipil disampaikan, termasuk diserahkan kepada seorang pemulung bernama Pak Sunarto sebagai representasi suara luhur mereka. 

DPRD menjadi salah satu representasi dari keadaan politik saat ini yang dirasa kurang memperhatikan aspirasi masyarakat.

Oleh karena itu, pemulung yang menjadi representasi dari masyarakat biasa dipilih sebagai penerima seruan luhur ini. 

Dr Purnawan D Negara SH MH, yang menjadi koordinator kegiatan ini, berharap dengan aksi ini dapat memotivasi mahasiswa dan masyarakat untuk menyuarakan reformasi.

Mereka menyoroti gejala kemunduran dalam penerapan etika berbangsa, seperti penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan yang dilakukan para pemimpin politik.

Aksi yang dilakukan oleh para akademisi dan masyarakat sipil Malang Raya ini merupakan langkah konkret untuk menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi demokrasi yang semakin tergerus.

Mereka berharap agar pemimpin politik dapat lebih mengedepankan etika berbangsa dan menjunjung tinggi negara hukum untuk kesejahteraan rakyat.

Dr Aan Eko Widianto, seorang dosen Ilmu Perundang-undangan FH Universitas Brawijaya Malang, menekankan pentingnya kembali ke negara hukum agar kesejahteraan rakyat dapat terjamin.

"Saya pandang perlu sama-sama mengingatkan untuk kembali ke negara hukum. Ketika negara berdasarkan hukum, maka kesejahteraan turun pada rakyatnya,” ucapnya.

Aksi ini juga diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan masyarakat lainnya untuk ikut serta dalam pergerakan reformasi.

Keprihatinan terhadap demokrasi yang kritis menjelang pemilu menjadi alasan utama para akademisi dan masyarakat sipil melakukan aksi ini.

Dalam seruan luhur itu, terdapat penekanan pada pentingnya kembali ke negara hukum agar kesejahteraan rakyat dapat terjamin.

Hanya melalui negara yang berdasarkan hukum, masalah-masalah yang dihadapi oleh rakyat dapat diselesaikan dan keadilan dapat ditegakkan.

Yang menarik adalah kertas yang berisi seruan luhur akademisi dan masyarakat sipil Malang Raya diberikan pada seorang pemulung saat sedang duduk di pinggir jalan depan gedung DPRD Kota Malang. Ia tidak menyerahkan kepada DPRD karena merasa tidak berguna.

"Saya titipkan ini pada Pak Sunarto (pemulung). Saya bebani Pak Sunarto dengan pernyataan suara luhur ini,” pungkasnya

Melalui seruan luhur ini, para akademisi dan masyarakat sipil Malang Raya berharap agar suara mereka dapat terdengar dan direspons oleh para pemimpin politik, terlihat kesungguhan mereka saat menyerahkan seruan luhur, kepada seorang pemulung yang diharapkan dapat menjadi perwakilan dari suara rakyat yang luhur.

Aksi ini tidak hanya sekadar tuntutan yang diberikan kepada para pemimpin politik, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas antara akademisi dan masyarakat sipil dalam menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi demokrasi saat ini.***

 

Editor: Dodik Fajar Iswahyudi

Sumber: Akademisi dan Masyarakat Sipil Malang Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah