Internet Tampaknya Tidak Membahayakan Kesehatan Mental, Studi Terbaru Menemukan

- 1 Desember 2023, 09:39 WIB
Sebuah studi menunjukkan penggunaan internet tampaknya tidak membahayakan kesehatan mental.
Sebuah studi menunjukkan penggunaan internet tampaknya tidak membahayakan kesehatan mental. /freepik.com

MALANGRAYA.CO – Banyak yang mengatakan bahwa terlalu sering berselancar di dunia maya dapat mengganggu kesehatan, terutama mental. Namun, penelitian terbaru menyatakan bahwa dampak buruk internet terhadap kesejahteraan atau kesehatan mental tampaknya kecil.

Studi berjudul Global Well-Being and Mental Health in the Internet Age menyebutkan hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan peningkatan penggunaan internet berhubungan dengan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Peneliti telah mencari hubungan teknologi dan kesehatan mental, tetapi tidak menemukannya.

“Hasil penelitian kami tidak memberikan bukti yang mendukung bahwa internet dan teknologi yang dimungkinkan olehnya, seperti smartphone dengan akses internet, secara aktif mempromosikan atau merugikan kesehatan mental secara global,” kata para peneliti dalam studi tersebut, dilansir dari Business Insider.

Andrew Przybylski, profesor perilaku manusia dan teknologi di Oxford Internet Institute, yang melakukan riset tersebut mengatakan, tim sudah menguji apakah ada sesuatu yang istimewa dalam hal usia atau jenis kelamin yang berhubungan. Namun, tidak ada bukti yang mendukung gagasan bahwa kelompok tertentu lebih berisiko.

Dalam riset tersebut, Przybylski dan Matti Vuorre dari Oxford Internet Institute memeriksa data dari 2,4 juta orang berusia 15 sampai 89 tahun di 168 negara mengenai kesejahteraan psikologis mereka antara 2005 hingga 2022. Mereka menemukan sedikit bukti yang menunjukkan peningkatan penggunaan internet berdampak negatif terhadap kesehatan mental.

Hasil studi pertama melaporkan bahwa dalam 16 tahun, ketiga indeks kesejahteraan psikologis tidak menunjukkan perubahan terkait dengan produktifnya penggunaan teknologi berbasis internet di 168 negara mana pun. Selain itu, peningkatan pengalaman positif dan negatif hampir tidak berarti dan cukup kecil untuk dianggap signifikan.

Temuan riset kedua menunjukkan hasil yang beragam. Rata-rata tingkat tindakan menyakiti diri sendiri dan gangguan depresi ditemukan menurun, sedangkan tingkat gangguan kecemasan meningkat. Namun, setelah ada penyesuaian terhadap kebisingan dalam meta-analisis, hubungan antara perubahan kesehatan mental dan adopsi teknologi berbasis internet ternyata tidak signifikan.

Sayangnya, riset harus terhenti karena data yang paling dibutuhkan disimpan secara tertutup oleh perusahaan teknologi dan platform online. Menurut peneliti, penting bagi perusahaan teknologi besar agar lebih transparan mengenai data mereka untuk penelitian lebih menyeluruh.

Sebelumnya, perusahaan media sosial mendapat kecaman karena berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental generasi muda. Menurut Wall Street Journal pada 2021 lalu, 32 persen gadis remaja mengatakan bahwa ketika tubuh mereka sedang buruk, Instagram justru membuatnya merasa lebih buruk.***

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkini