Berputar dengan Dermulen

MALANGRAYA.CO - Komidi putar, yang sering juga disebut dengan dermulen, merupakan permainan tradisional yang telah menjadi bagian dari kebudayaan pasar malam di Indonesia sejak awal abad ke-20.

Awalnya, komidi putar digunakan sebagai alat latihan bagi para ksatria di Eropa untuk meningkatkan keahlian dalam menggunakan tombak.

Namun, sejalan dengan berjalannya waktu, komidi putar berkembang menjadi hiburan yang disukai oleh masyarakat luas.

Pada masa kejayaannya, komidi putar menjadi atraksi utama di pasar malam dengan desain yang memukau, seperti kuda-kuda kayu berwarna-warni yang bergerak dengan musik bergaya baroque, menarik perhatian para pengunjung.

Komidi putar tidak hanya dicintai oleh anak-anak tetapi juga oleh orang dewasa yang ingin mengenang masa kecil mereka, menjadikan komidi putar sebagai ikon dari pasar malam itu sendiri.

Pasar malam di Indonesia adalah tempat di mana berbagai macam hiburan dan kuliner tradisional berkumpul. Komidi putar, dengan segala keindahan dan keseruannya, tetap menjadi salah satu daya tarik utama.

Meskipun zaman telah berubah dan banyak permainan modern muncul, komidi putar masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat dan terus menjadi salah satu atraksi yang paling diminati.

Istilah "dermulen" berasal dari kata Belanda "Draaimolen", yang berarti putaran atau kincir, mencerminkan pengaruh kolonialisme Belanda terhadap budaya Indonesia.

Dari zaman Bizantium dan Eropa Timur sebagai latihan ketrampilan berkuda hingga menjadi hiburan populer di taman-taman Eropa selama Renaisans, komidi putar telah mengalami banyak perubahan.