Transformasi Jawa Timur Melalui Pembangunan Pansela: Kilas Balik dan Masa Depan Jalur Pantai Selatan!

- 16 April 2024, 22:37 WIB
Jalan Pansela Jawa, Jalur Alternatif Dengan Pemandangan Indah.
Jalan Pansela Jawa, Jalur Alternatif Dengan Pemandangan Indah. /Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR/

MALANGRAYA.CO - Dalam rentang lima tahun mendatang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad menyelesaikan pembangunan Jalur Pantai Selatan (Pansela) yang merentang sejauh 628 kilometer.

Proyek ambisius ini diharapkan dapat menyatukan delapan kabupaten yang terbentang dari Pacitan hingga Banyuwangi, menghubungkan potensi-potensi tersembunyi di kawasan selatan Jawa Timur.

Jalur Pansela, yang sebelumnya dikenal dengan nama Jalur Lintas Selatan atau JLS, telah mengalami proses pembangunan selama lebih dari dua dekade. Berawal dari Pacitan, jalur ini merambat melewati Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember, dan berakhir di Banyuwangi.

Baca Juga: Peta Jalur Lintas Selatan Jawa: Membentang dari Banten hingga Jawa Timur

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim, Mohammad Yasin, menegaskan bahwa proyek ini merupakan salah satu yang tercatat dalam dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) tahun 2025 - 2045.

"Proyek yang telah berlangsung selama 23 tahun lebih ini, kini telah mencapai progres pembangunan sekitar 60 persen atau setara dengan 350 kilometer," ungkap Yasin dalam wawancara di Surabaya, Selasa.

Terkendala Pembebasan Lahan

Namun, kendala masih mengintai di sisa 40 persen pembangunan yang belum tuntas. Hambatan utama terletak pada pembebasan lahan, terutama di kabupaten Trenggalek, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.

"Untuk pembebasan lahan di wilayah Kabupaten Trenggalek saja, dibutuhkan anggaran hingga Rp200 miliar. Sementara di Banyuwangi, angkanya mencapai sekitar Rp37 miliar," terang Yasin.

Yasin menambahkan, Lumajang dan Jember masing-masing memerlukan anggaran di bawah Rp30 miliar untuk pembebasan lahan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk membantu, khususnya di Trenggalek yang membutuhkan anggaran besar.

"Kami siap membantu, terutama untuk Trenggalek. Namun, untuk Banyuwangi yang anggarannya Rp37 miliar, saya yakin mereka mampu dengan fiskalnya sendiri," ucap Yasin.

Pemerintah Pusat pun tidak tinggal diam. Yasin menyampaikan bahwa telah ada komitmen dari pusat bahwa segera setelah lahan siap, biaya konstruksi akan langsung dianggarkan.

Baca Juga: Pansela Jatim, Jalur Mudik Lebaran Terbaru dengan Lanskap Memukau!

Pemerataan Ekonomi di Kawasan Selatan

Dalam konteks ekonomi, data Bappeda menunjukkan bahwa kawasan utara Jawa Timur telah menyumbang 40 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) selama tahun 2023. Di sisi lain, kawasan selatan yang kaya potensi baru berkontribusi sebesar 16 persen.

"Percepatan pembangunan Jalur Pansela menjadi prioritas yang diharapkan dapat menghilangkan disparitas antara kawasan utara dan selatan Jatim," tegas Yasin.

Jalur Pansela diharapkan tidak hanya menjadi arteri transportasi, melainkan juga merangsang pertumbuhan ekonomi daerah-daerah yang dilaluinya. Dengan terhubungnya akses antar kabupaten, diharapkan distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien, membuka peluang usaha baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata di Jalur Lintas Selatan (JLS) Jatim, Pantai Cantik hingga Berburu Oleh-Oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berdiri teguh di garis depan, memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana. Pembangunan Jalur Pansela bukan hanya sekedar pembangunan infrastruktur, melainkan sebuah langkah strategis menuju pemerataan pembangunan dan kesetaraan ekonomi di Jawa Timur. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini