MALANGRAYA.CO - Dalam labirin kehidupan sosial, seringkali kita terjerat dalam pusaran emosi negatif akibat pertikaian atau kesalahpahaman. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Harvard mengungkapkan bahwa memaafkan itu bukan sekadar tindakan mulia, melainkan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan mental dan fisik kita.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Tyler VanderWeele, seorang profesor di Harvard T.H. Chan School of Public Health, menunjukkan bahwa pemaafan dapat mengurangi kecemasan dan depresi, serta meningkatkan kesejahteraan mental.
"Pemaafan mengakui kesalahan dan membantu Anda bebas darinya," ujar VanderWeele.
Baca Juga: 10 Kutipan Paling Penting dari Buku 'Sapiens' Karya Yuval Noah Harari
"Ini juga membebaskan Anda dari pengaruh pelaku. Ketika tepat, pengampunan dapat mengembalikan hubungan yang rusak, membawa kebahagiaan, kepuasan, dan dukungan sosial — yang semuanya dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik."
Definisi pemaafan terkesan sederhana: mengganti kebencian terhadap pelaku dengan niat baik.
Namun, Craig Malkin, psikolog dari Harvard Medical School, menekankan bahwa pemaafan tidak berarti membenarkan kerugian yang telah dialami atau melupakan kejadian tersebut.
"Pemaafan bukan berarti memaklumi, menjelaskan, atau membebaskan," kata Malkin.
"Mengucapkan pengampunan itu mudah, tetapi tidak mengubah perasaan di dalam. Kita bisa bersedih atas apa yang kita alami dan marah atas apa yang terjadi. Namun, pengampunan adalah menerima bahwa apa yang terjadi sudah berlalu."