Pedagang Liar Serbu Pasar Induk Among Tani Kota Batu, Picu Kecemburuan Sosial

- 24 Juni 2024, 10:15 WIB
Pj Wali Kota Batu saat meninjau kondisi Pasar Induk Among Tani.
Pj Wali Kota Batu saat meninjau kondisi Pasar Induk Among Tani. /Prokopim Kota Batu

MALANGRAYA.CO – Pedagang liar mulai merangsek Pasar Induk Among Tani Kota Batu. Kurangnya pengawasan serta tata kelola yang buruk diduga menjadi penyebab kenapa para pedagang ini bisa leluasa menempati titik-titik kosong di pasar. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial antar sesama penjual.

Hal tersebut diutarakan Ketua Paguyuban Sembilan Zona, Muhammad Ali Zubaidi. Ia menyebutkan bahwa para pedagang liar ini menempati titik-titik kosong di Pasar Induk Among Tani, yang seharusnya memang tidak boleh ditempati.

“Mereka sudah ada sekitar dua minggu yang lalu. Pedagang liar itu leluasa berjualan di tempat yang tidak diperbolehkan dan ini membuat pedagang yang resmi terdaftar menjadi resah,” ujar Ali, sapaan akrabnya.

Para pedagang liar itu sebenarnya sempat dipanggil paguyuban, sambung Ali, tetapi mereka tidak bersedia datang. Pihaknya pun sudah pernah menyampaikan persoalan tersebut kepada pihak UPT Pasar Induk Among Tani, tetapi sayangnya efek teguran yang dilayangkan belum maksimal.

Kepala UPT Pasar Induk Among Tani, Agus Suryadi, mengatakan bahwa memang ditemukan pedagang liar di sejumlah titik pasar. Pihaknya pun telah memberikan teguran agar para pedagang liar ini tidak berjualan lagi di tempat yang dilarang.

Di sisi lain, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari, mengatakan bahwa jika para pedagang liar di sejumlah titik fasilitas umum Pasar Induk Among Tani tetap dibiarkan, akan menimbulkan keresahan bagi pedagang yang telah terdaftar. Ini bisa menimbulkan masalah baru di dalam pasar.

“Masalah tersebut harus dirunut peristiwanya karena dikhawatirkan akan terjadi kamuflase pedagang liar di sekitar pasar,” tandas Khamim yang juga menjabat Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Batu tersebut.

Menurut Khamim, pedagang liar bukan pedagang Pasar Induk Among Tani yang memiliki kontribusi pada pendapatan daerah. Karena itu, dirinya meminta pengawasan petugas dan kesadaran pedagang harus lebih ditingkatkan untuk menghindari masalah yang lebih serius.

“Sesuai data yang kami terima, tempat itu seharusnya steril dari pedagang, karena pasar dibangun dengan tujuan kemakmuran masyarakat Kota Batu dan rasa keadilan harus dikedepankan,” sambung dia.

Halaman:

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: RRI PDI Perjuangan Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah