KREKI Wilayah Malang Raya, Resmi Lantik Ganif Djuwadi Sebagai Ketua

- 23 Mei 2024, 14:31 WIB
Pelantikan pengurus itu di Kampus 2 Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) Rumah Sakit dr Soepraoen Malang
Pelantikan pengurus itu di Kampus 2 Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) Rumah Sakit dr Soepraoen Malang /Dk/MALANGRAYA.CO

MALANGRAYA.CO – Pengurus wilayah Malang Raya dari Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI), akan bertugas untuk periode 2024-2028, telah diambil sumpahnya, Ganif Djuwadi sebagai Ketua. Wilayah operasional KREKI Malang Raya mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, serta Kota Batu.

Upacara pelantikan tersebut berlangsung di Kampus 2 Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITSK) Rumah Sakit dr Soepraoen, kota Malang, pada Selasa, (21/5/2024).

Hadir dalam acara tersebut, antara lain Rektor ITSK, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota Malang, para direktur rumah sakit, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Malang Raya, serta para relawan.

Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, selaku Ketua Umum Pengurus Pusat KREKI, menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antar berbagai elemen di KREKI Malang Raya.

Ia menguraikan bahwa KREKI adalah organisasi yang berfokus pada pelayanan kemanusiaan melalui relawan kesehatan emergensi, dan menegaskan pentingnya kerjasama serta sinergi dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.

"KREKI berperan dalam menangani masalah kesehatan dari hulu," ujar Supriyantoro.

Ia juga menambahkan bahwa mitigasi sangatlah penting, termasuk penguatan sosialisasi, edukasi, dan pelatihan, meskipun dalam situasi tanpa bencana.

Supriyantoro menegaskan bahwa pendidikan masyarakat harus terus menerus dilakukan bersama dengan pemerintah daerah dan stakeholders lainnya.

"KREKI harus menjadi pendukung utama bagi dinas kesehatan dan BPBD. Saat ini, kecepatan dalam memberikan pertolongan didukung oleh aplikasi berbasis KREKI-119, yang mencakup database dan pembinaan," imbuhnya.

Ganif Djuwadi, Ketua KREKI Malang Raya, menyatakan bahwa keberadaan komunitas relawan kesehatan emergensi sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia. 

sehingga masyarakat dapat memiliki kemampuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan menghadapi situasi darurat sehari-hari dengan kompeten.

Hal ini dikarenakan banyaknya insiden dan musibah yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari yang memerlukan respons cepat dan tepat untuk mencegah kecacatan dan kematian.

Namun, sering kali masyarakat enggan untuk bertindak atau bahkan jika mereka memberikan pertolongan, mereka tidak memiliki kemampuan BHD yang memadai.

Padahal, dalam situasi darurat, kecepatan dan ketepatan tindakan sangat dibutuhkan untuk memberikan pertolongan gawat darurat kepada korban.

Ganif juga menyebutkan bahwa situasi darurat seperti kecelakaan lalu lintas, musibah, bencana alam, dan penyakit yang dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat adalah beberapa contoh kasus yang sering terjadi.

"Di Malang Raya, sangat diperlukan upaya untuk memberikan pertolongan pertama, mengingat potensi bencana seperti banjir, orang terseret arus sungai, dan tenggelam. Kurikulum yang kami terapkan telah diintegrasikan dengan materi SAR (search and rescue) atau pencarian dan penyelamatan," pungkasnya.

Beberapa di antaranya adalah serangan jantung, kejadian tersengat listrik, tersambar petir, tersedak benda asing, dan tenggelam di sungai.***

Editor: Dodik Fajar Iswahyudi

Sumber: KREKI Malang Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah