Mengungkap Pertemuan Strategis Indonesia dengan Tony Blair: Akselerasi Transformasi Digital!

- 20 April 2024, 03:28 WIB
Pendiri Tony Blair Institute (TBI) yang juga mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, saat tiba di kantor Kominfo Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024)
Pendiri Tony Blair Institute (TBI) yang juga mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, saat tiba di kantor Kominfo Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024) /RRI/Lukman Tara/

MALANGRAYA.CO - Dalam langkah signifikan menuju transformasi digital, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi baru-baru ini mengadakan pertemuan penting dengan Tony Blair, mantan perdana menteri Inggris dan pendiri Tony Blair Global Institute.

Pertemuan yang berlangsung di Kementerian Kominfo, Jakarta, pada Jumat (19/4/2024) tersebut membahas secara intensif tentang berbagai aspek akselerasi digital yang dihadapi Indonesia.

Dalam diskusi yang berlangsung secara tertutup, Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa pembicaraan meliputi sejumlah topik krusial seperti pengembangan data center, peningkatan konektivitas, serta pemanfaatan teknologi satelit terbaru, seperti Starlink, yang merupakan proyek ambisius dari SpaceX milik Elon Musk.

Selain itu, pembahasan juga mencakup implementasi digital ID yang diharapkan dapat memperkuat infrastruktur digital nasional.

Baca Juga: Internet Elon Musk Akan Mengubah Wajah IKN, Ini Harga Starlink Di Indonesia

"Kami membicarakan tentang akselerasi transformasi digital di Indonesia. Pembahasan mencakup data center, konektivitas pemanfaatan teknologi baru satelit seperti Starlink, dan digital ID," ucap Budi dengan nada yang menunjukkan optimisme.

Dalam pertemuan tersebut, Budi mengungkapkan kekhawatiran yang berkembang terkait dengan generatif AI, atau kecerdasan buatan. Menurutnya, AI harus dibangun dengan mempertimbangkan tiga aspek fundamental: keamanan, etika, dan kepercayaan.

"Kita tahu bahwa AI ada tiga fundamen penting, harus aman, etik, dan harus trust worthy, atau saling percaya," ucap Budi, menegaskan pentingnya prinsip-prinsip tersebut dalam pengembangan AI.

Kolaborasi dengan Tony Blair Institute diharapkan dapat membawa angin segar dalam upaya Indonesia mengimplementasikan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Budi menaruh harapan tinggi pada kerja sama ini, "Kami berharap kerja sama di masa depan berjalan lebih lancar, dan sesuai dengan kebijakan internal yang ada," ujarnya dengan penuh harap.

Baca Juga: Makin Ngeri, AI Bisa Prediksi Kematian dengan Tingkat Akurasi 80 Persen

Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, turut memberikan pandangannya terkait kerja sama strategis ini. Nezar menyatakan bahwa pihaknya bersama dengan Tony Blair Institute akan melakukan studi bersama untuk menguji kemampuan Starlink dalam mengatasi masalah konektivitas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang merupakan tantangan besar bagi Indonesia.

“Starlink hanya salah satu contoh konektivitas yang tadi kita diskusikan. Apakah secara teknologi dia (Starlink) atau enggak untuk mengatasi masalah konektivitas di daerah 3T,” ujar Nezar, menunjukkan bahwa pilihan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik daerah yang dihadapi.

Pertemuan antara Menteri Kominfo dan Tony Blair ini menandai titik penting dalam perjalanan Indonesia menuju era digital yang lebih maju. Dengan adanya dukungan dari tokoh global seperti Tony Blair, diharapkan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Indonesia dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien, membawa dampak positif bagi masyarakat luas, khususnya dalam memperoleh akses informasi dan layanan pemerintah yang lebih baik. ***

Editor: Yudhista AP

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah