Network
MALANGRAYA.CO - Dalam sebuah analisis yang mendalam, pengamat politik Anang Sujoko dari Universitas Brawijaya mengemukakan pandangannya mengenai sikap politik yang belum jelas dari Megawati Soekarnoputri dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait dengan dinamika politik nasional saat ini. Hal ini terungkap dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V yang diadakan beberapa waktu lalu.
Menurut Anang Sujoko, terdapat dua pertimbangan utama yang membuat Megawati dan PDIP harus berhati-hati dalam menentukan langkah politiknya. Pertama, Megawati ingin memastikan apakah pemerintahan yang akan datang, yang mungkin dipimpin oleh Prabowo Subianto bersama Gibran Rakabuming Raka, masih akan berada di bawah pengaruh Presiden Joko Widodo atau tidak.
"Jika iya, maka Megawati dan PDIP akan mengambil sikap di luar pemerintahan atau oposisi. Bagaimanapun hubungan Megawati dan Jokowi tidak baik-baik saja, bahkan sampai saat ini sangat sulit untuk dipertemukan," ungkap Anang dalam wawancara dengan RRI Pro 3.
Pertimbangan kedua yang disoroti oleh Anang adalah hasil dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Hasil Pilkada akan menjadi indikator penting bagi PDIP dalam menentukan sikap politiknya, khususnya jika banyak kader atau calon dari PDIP yang berhasil memenangkan kontestasi tersebut.
Baca Juga: Dapat 13 Kursi..! PDI Perjuangan Peroleh Suara Terbanyak, Diprediksi Pimpin Dewan Lagi
"Bisa saja Megawati tidak mengingin kepala daerah PDIP ada hambatan dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Namun, kelihatannya pertimbangan pertama itulah yang paling menentukan apakah PDIP akan berada di luar atau di dalam pemerintahan," tambah Anang.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri sendiri belum menunjukkan keputusan politik yang konkret terkait posisi PDIP dalam pemerintahan yang akan datang. Megawati menyatakan bahwa masih diperlukan kalkulasi politik yang matang sebelum memutuskan untuk bergabung atau berada di luar pemerintahan.
Megawati menekankan pentingnya konsentrasi partainya pada kemenangan dalam Pilkada 2024 saat ini, sambil masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil sikap politik yang jelas. "Kami tidak ingin terburu-buru dalam hal ini," tegas Megawati, Presiden ke-5 Republik Indonesia. ***
