Skandal Ferienjob: Pelajaran Berharga bagi Pengelolaan Magang Mahasiswa Indonesia

- 24 Maret 2024, 07:18 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memimpin rapat koordinasi terkait permasalahan magang mahasiswa di luar negeri di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (20/3/2024). Rapat koordinasi dihadiri perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenaker, Kemenlu, dan Bareskrim Polri.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memimpin rapat koordinasi terkait permasalahan magang mahasiswa di luar negeri di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (20/3/2024). Rapat koordinasi dihadiri perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenaker, Kemenlu, dan Bareskrim Polri. /HO-KSP/ANTARA

MALANGRAYA.CO - Kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan mahasiswa Indonesia dalam program magang ke Jerman, Ferienjob, mendapat sorotan tajam dari Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. Dalam rapat koordinasi yang diadakan di Gedung Bina Graha, Jakarta, Moeldoko menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi negara dalam mengelola program magang mahasiswa di luar negeri.

Program Ferienjob, yang sejatinya merupakan inisiatif resmi lembaga ketenagakerjaan Jerman, dirancang untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa guna bekerja dan memperoleh penghasilan tambahan.

Baca Juga: Lowongan Kerja di Jerman: Peluang Emas Bagi Lulusan SMA dan S1 dengan Gaji Menggiurkan

Namun, Moeldoko menyoroti adanya disinformasi yang beredar di kalangan kampus-kampus di Indonesia terkait program tersebut.
"Ini program resmi, tetapi informasi-nya ke kampus tidak sesuai. Jadi, ada disinformasi antara program magang Jerman dengan mahasiswa yang ada di sini," ungkap Moeldoko.

Kasus ini menjadi peringatan keras bagi lembaga pendidikan tinggi di Indonesia untuk lebih cermat dalam menyaring informasi terkait program magang luar negeri. Moeldoko juga mengingatkan agar permasalahan ini tidak dijadikan komoditas politik yang menimbulkan kegaduhan di ruang publik, terutama mengingat situasi tahun politik saat ini.

"Untuk itu lah, KSP ikut hadir dan terlibat dalam persoalan ini agar tidak menjadi bola liar yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Apalagi sekarang tahun politik," tutup Moeldoko.

Rapat koordinasi tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenaker, Kemenlu, dan Bareskrim Polri, yang semuanya berkomitmen untuk memperbaiki tata kelola penyelenggaraan magang mahasiswa Indonesia di luar negeri, guna menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

33 kampus termasuk UNJ Merasa menjadi korban penipuan oleh Sihol Situngkir dan PT SHB

Kecaman juga datang dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yang berencana mengambil langkah hukum terhadap pihak yang diduga melakukan penipuan dengan modus program magang. Syaifudin, Sekretaris Edura UNJ, menyatakan bahwa 33 kampus termasuk UNJ telah menjadi korban penipuan oleh SS (Sihol Situngkir) dan PT SHB.

"Karena adanya unsur penipuan yang dilakukan SS dan PT SHB, ada 33 kampus yang menjadi korban dan termasuk UNJ. Untuk itu UNJ berencana akan melakukan langkah hukum dengan melaporkan SS dan PT SHB atas penipuan yang dilakukan," terang Syaifudin kepada Tempo.

Baca Juga: Serunya Magang di Kedubes Ceko, Beri Pengalaman Mahasiswa UMM 

Syaifudin menjelaskan bahwa informasi mengenai program magang ini diperoleh dari SS, yang merupakan guru besar dan dosen di Universitas Jambi. Pada Februari 2023, PT SHB telah mendatangi UNJ untuk mempresentasikan program magang di Jerman, yang diklaim telah banyak diikuti oleh kampus lain di Indonesia.

Sebanyak 93 mahasiswa UNJ yang berpartisipasi dalam program magang tersebut telah kembali ke Indonesia pada 30 Desember 2023 dalam kondisi sehat dan tidak mengalami kekerasan. Namun, kejadian ini tetap menimbulkan kekhawatiran akan kesejahteraan mahasiswa Indonesia yang berkeinginan magang di luar negeri.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan TPPO berkedok Ferienjob. Penyidik Bareskrim Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, menyatakan bahwa pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman dan Kemendikbudristek, untuk mengungkap kasus ini.

"Kami akan kerja sama dengan stakeholder," kata Trunoyudo dalam keterangan resminya.
***

Editor: Yudhista AP

Sumber: antaranews.com Tempo.co


Tags

Artikel Pilihan

Terkini