Tragedi Kemanusiaan di Gaza: UNICEF Ungkap Kekerasan Mengerikan yang Menimpa Anak-Anak

- 4 Desember 2023, 19:21 WIB
Seorang anak berdoa di Gereja Holy Family - satu-satunya geraja Katolik yang tersisa di Gaza
Seorang anak berdoa di Gereja Holy Family - satu-satunya geraja Katolik yang tersisa di Gaza /Sachin Jose/@Sachinettiyil

MALANGRAYA.CO - Peningkatan kekerasan di wilayah selatan Gaza telah menimbulkan keprihatinan mendalam dari United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF). James Elder, juru bicara UNICEF, dalam pernyataannya pada hari Senin, menyatakan bahwa serangan yang terjadi di selatan Gaza tidak kalah brutal dari yang dialami di utara.

"Meskipun telah dijamin, serangan di selatan Gaza sama kejamnya dengan apa yang dialami di utara. Situasi semakin memburuk bagi anak-anak dan ibu-ibu,” ujar James Elder.

Elder juga menegaskan pentingnya peran masyarakat internasional dalam menghentikan tragedi ini. "Suara Anda penting. Kita harus percaya bahwa kita bisa menjadi bagian dari upaya menghentikan perang terhadap anak-anak... Diam berarti setuju," tambahnya.

Tentara Israel melanjutkan pemboman di Gaza pada Jumat pagi, mengakhiri jeda kemanusiaan selama satu minggu. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak Jumat, sedikitnya 509 warga Palestina tewas dan 1.316 lainnya terluka akibat serangan udara Israel.

Konflik ini berawal dari serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober. Sejak itu, serangan udara dan darat Israel terhadap Gaza telah tak henti-hentinya.

Hingga hari Minggu, Kementerian Kesehatan di enklave Palestina yang terkepung mengumumkan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai 15.523 orang sejak konflik dimulai pada 7 Oktober. Jumlah korban luka juga meningkat menjadi 41.316 orang.

Sementara itu, jumlah korban tewas resmi di pihak Israel berada pada angka 1.200. Kondisi yang memprihatinkan di Gaza ini menunjukkan urgensi dan pentingnya aksi kemanusiaan untuk mengakhiri penderitaan rakyat sipil, terutama anak-anak, dalam konflik yang telah berlangsung lama ini.***

Editor: Yudhista AP

Sumber: AFP AA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini