Network
MALANGRAYA.CO - Kepopuleran artis Indonesia di Malaysia bukanlah fenomena baru. Sejak dekade 70-an hingga kini, mereka terus mengukir jejak istimewa di hati penggemar musik Melayu.
Dari era emas 70-an hingga era modern 2000-an, artis Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri musik Malaysia. Nama-nama seperti Kris Dayanti, Melly Goeslaw, Sheila on7, Gigi, Dewa, dan Peter Pan bukan hanya mendominasi pasaran musik, tapi juga menyeruakkan budaya dan identitas Indonesia ke dalam hati para peminat musik Melayu di Malaysia.
Bahkan di era 2000-an, lagu-lagu Indonesia masih menguasai radio dan TV Malaysia. Kehadiran musisi Indonesia dalam pertunjukan-pertunjukan di Malaysia semakin menegaskan keberadaan dan pengaruh musik Indonesia.
Musisi Malaysia, MonoloQue, dalam wawancara dengan ML Studios, memberikan pandangannya tentang uniknya seni musik Indonesia. “Selera musik Indonesia itu ada di level lain,” ujarnya.
Musis dengan nama asli Khairil Ridzwan Anuar itu mengagumi bagaimana musisi Indonesia mengangkat budaya tradisional mereka, bahkan dalam genre seperti metal dan punk. Menurut Antiloque, musisi Indonesia merayakan intelektualitas dalam seni, yang terlihat dalam lagu-lagu dan budaya mereka.
Antiloque juga berbagi pengalamannya saat bertemu dengan sopir taksi di Jakarta, yang memberikan pandangan kritis tentang Ahmad Dhani, menunjukkan bahwa apresiasi musik di Indonesia merentang luas, dari kalangan atas hingga bawah.
Menurut Antiloque, kekuatan jati diri Indonesia mungkin berasal dari cara unik mereka meraih kemerdekaan, yang berbeda dengan Malaysia.
“Semangat nasionalisme Indonesia memang tidak ada tandingannya,” katanya. Dia juga menyinggung perbedaan dalam intelektualisme dan gerakan kebangsaan antara Malaysia dan Indonesia.
