Laporan Bank Dunia 2024 Soroti Gejolak Ekonomi Global, Waspada Perlambatan Ekonomi Dunia

- 14 Januari 2024, 18:44 WIB
Country Director World Bank for Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen
Country Director World Bank for Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen /KLHK/

MALANGRAYA.CO - Menurut laporan "Global Economic Prospect" edisi Januari 2024 oleh Bank Dunia, ekonomi dunia menghadapi masa sulit dengan pertumbuhan yang melambat, dan ini bisa berlanjut melampaui 2024.

Kepala Ekonom Bank Dunia, Indermit S. Gill, menyoroti bahwa di paruh kedua dekade ini, ekonomi dunia akan mengalami pertumbuhan paling lemah sejak 1990-an. Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk kebijakan moneter ekstra ketat di negara-negara maju, tingginya tingkat bunga, konflik Timur Tengah, distorsi pasar komoditas, dan beban utang yang meningkat.

Perlambatan ekonomi Cina dan perpecahan perdagangan global akibat rivalitas geopolitik, serta dampak buruk perubahan iklim, turut menyulitkan situasi. Di tengah kondisi ini, inflasi di banyak negara menunjukkan persistensi yang kuat, menambah kerumitan dalam mengelola ekonomi.

Negara-negara pengekspor komoditas, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan khusus. Di masa pandemi dan selama invasi Rusia ke Ukraina, komoditas ekspor seperti energi, nikel, dan kelapa sawit Indonesia mengalami lonjakan harga. Namun, saat ini, dengan penurunan harga komoditas dan permintaan global yang melesu, Indonesia dihadapkan pada risiko ekonomi yang serius.

Menanggapi kondisi ini, Bank Dunia menyarankan agar pemerintah negara pengekspor komoditas mengadopsi prinsip "Sumpah Hippokrates" dalam kebijakan fiskalnya, yaitu tidak mengambil tindakan yang dapat membahayakan keselamatan ekonomi.

Hal ini penting mengingat siklus naik-turun harga komoditas yang tajam dan kecenderungan negara-negara pengekspor komoditas untuk berbelanja secara agresif atau berutang besar saat harga tinggi.

Laporan Bank Dunia juga mencatat bahwa pertumbuhan investasi per kapita di negara-negara berkembang pada tahun 2023 dan 2024 diperkirakan anjlok. Pertumbuhan ini hanya setengah dari rata-rata dua dekade sebelumnya, akibat ketidakpastian global yang menggerus potensi pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menambahkan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang menantang bagi prospek pertumbuhan investasi di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kebijakan The Federal Reserve AS yang kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi hingga semester pertama tahun 2024, menambah tekanan pada ekonomi global dan khususnya pada negara berkembang seperti Indonesia.

Dengan semua tantangan ini, diperlukan langkah strategis dan bijaksana dari pemerintah dan lembaga keuangan untuk mengatasi dampak perlambatan ekonomi global dan memastikan stabilitas ekonomi dalam negeri.***

Editor: Yudhista AP

Sumber: World Bank


Tags

Artikel Pilihan

Terkini