Bansos dan Kebijakan Pemerintah Disinyalir Berdampak pada Kenaikan Harga Beras

- 29 Februari 2024, 18:10 WIB
Ilustrasi pedagang beras menyiapkan dagangan. Di pasar Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Kamis, 29 Februari 2024, harga beras medium mencapai Rp15.500 per kg. Sedangkan beras premium di kisaran Rp16.500 per kg.
Ilustrasi pedagang beras menyiapkan dagangan. Di pasar Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Kamis, 29 Februari 2024, harga beras medium mencapai Rp15.500 per kg. Sedangkan beras premium di kisaran Rp16.500 per kg. /ANTARA FOTO/Andri Saputra/

MALANGRAYA.CO - Harga beras terus mengalami kenaikan sejak bulan Oktober 2023. Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan, menyatakan bahwa harga beras premium saat ini mencapai Rp 18.500 per kilogram, sedangkan beras medium di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900.

Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh bantuan pangan sebagai bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah sebelum pemilu. Pasokan beras ke pasar tradisional menjadi sedikit, sehingga harga beras meningkat.

Reynaldi Sarijowan berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada petani agar harga pangan dapat turun kembali.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memperbesar anggaran subsidi pupuk di sentra pertanian. Akses subsidi pupuk juga perlu diperluas untuk kelompok penerima. Menurut Reynaldi, anggaran yang besar akan menjadi kebijakan skala prioritas untuk meningkatkan produktivitas pangan.

Kenaikan harga pangan diprediksi akan berlanjut hingga bulan depan, terutama dua pekan sebelum Ramadan. Reynaldi berharap pemerintah menggelar operasi pengendalian harga di pasar tradisional untuk menstabilkan harga bahan pokok.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengeluarkan semua beras yang dimiliki pemerintah, termasuk sisa beras impor. Hal ini penting mengingat pada pertengahan Maret sudah memasuki musim panen, sehingga petani tidak akan mengalami kerugian akibat masih ada beras impor di tangan pemerintah.

Koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP), Ayip Said Abdullah, juga sependapat dengan pendapat Reynaldi.

Menurut Ayip, kebijakan pemerintah yang memberikan bantuan sosial (bansos) dalam jumlah besar saat masa kampanye juga turut menyumbang kenaikan harga beras. Bansos tersebut ada yang dicampur dengan beras medium untuk dijadikan bantuan pangan.

Situasi ini membuat harga beras naik dan beras premium menjadi langka di pasaran. Selain itu, cadangan beras pemerintah juga dianggap tidak cukup banyak di akhir tahun.

Ayip Abdullah mengatakan bahwa jika ketersediaan beras premium tidak diantisipasi dengan baik, maka konsumen dari kelas menengah atas akan beralih mengonsumsi beras medium. Hal ini juga akan menyebabkan kelangkaan beras medium.

Oleh karena itu, Ayip mengusulkan agar pemerintah segera merelaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium agar tidak mengganggu segmentasi di kelas menengah bawah.

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini