Bisnis Menjanjikan! Mahasiswa UMM Kembangkan Telur Burung Puyuh Rendah Kolesterol

- 25 Juni 2024, 08:45 WIB
Mahasiswa UMM mengembangkan inovasi telur burung puyuh rendah kolesterol.
Mahasiswa UMM mengembangkan inovasi telur burung puyuh rendah kolesterol. /umm.ac.id

MALANGRAYA.CO – Telur burung puyuh dikenal kaya nutrisi. Sayangnya, di dalamnya juga mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Nah, tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menemukan inovasi bagaimana cara mengurangi kandungan kolesterol pada telur burung tersebut.

Tim yang terdiri dari Delisa Rezi Meirawati, Agus Muhaimin, Nuranisa, dan Salsabilla Putri Priyandani, semuanya mahasiswa prodi Peternakan, menggunakan tepung kunyit untuk mengurangi kadar kolesterol pada telur burung puyuh. Tepung kunyit ini digunakan sebagai tambahan pakan burung puyuh.

“Telur puyuh dipilih karena punya beberapa keunggulan. Pertama, punya siklus produksi yang cepat dan efisien, sehingga produksinya stabil dalam waktu singkat. Kedua, telur puyuh memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, tetapi tantangannya adalah mengurangi kadar kolesterol agar menjadikannya lebih sehat,” tutur Delisa selaku ketua tim.

Akhirnya, Delisa dan timnya memakai tepung kunyit sebagai tambahan pada pakan burung puyuh. Tepung kunyit dipilih lantaran kunyit kaya antioksidan dan punya banyak manfaat, termasuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Caranya, kunyit dihaluskan menjadi bubuk. Setelah itu, dicampurkan dengan perbandingan 50 kg pakan komersial dan 500 gram kunyit bubuk.

"Untuk memastikan hasilnya, kami membeli pullet burung puyuh yang berusia 3 sampai 4 minggu atau yang sudah siap bertelur. Kemudian, diberikan pakan yang dicampur dengan tepung kunyit pada hari ketujuh setelah pullet tersebut datang,” ungkap mahasiswa angkatan 2020 ini.

Setelah itu, untuk memastikan efektivitas inovasi mereka, empat mahasiswa ini melakukan uji coba di Laboratorium Biomedik UMM. Membandingkan antara telur hasil produksi mereka dan telur puyuh yang dijual di pasaran, hasilnya menunjukkan telur puyuh hasil produksi punya kadar kolesterol lebih rendah daripada telur puyuh konvensional di pasaran.

Pengembangan usaha ini dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Lokasi tersebut sengaja dipilih lantaran ketiadaan peternak burung puyuh sehingga peluang untuk mengembangkan budidaya burung ini masih sangat besar.

"Kami yakin bahwa peternak dan masyarakat dapat mengadopsi praktik yang sama dengan memberikan tepung kunyit pada pakan burung puyuh sejak usia lima minggu. Memang masih perlu penelitian lebih rinci dan detail lagi. Namun hasil pengamatan kami menunjukkan kolesterol rendah di telur puyuh ini,” tandas Delisa.

Halaman:

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: Universitas Muhammadiyah Malang


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah