MALANGRAYA.CO - Dalam debat calon presiden terakhir, dinamika politik terlihat semakin panas. Meskipun pasangan Prabowo-Gibran memiliki kans besar maju ke putaran kedua, penampilan Prabowo diperkirakan tidak akan berpengaruh signifikan pada hasil akhir. Sebaliknya, persaingan ketat terjadi antara dua kandidat lain, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, dengan peluang yang hampir sama untuk melaju ke babak berikutnya.
Tanpa ragu, Anies menyerang Prabowo dengan mempertanyakan kepemilikan lahan seluas 340 ribu hektare, menggarisbawahi ironi bahwa separuh anggota TNI belum memiliki rumah dinas. Selain itu, Anies juga menyoroti anggaran Rp 700 triliun untuk pembelian alutsista, termasuk rencana pembelian pesawat Mirage bekas dari Qatar.
Ganjar, mengikuti jejak Anies, juga mengambil posisi agresif. Kennedy Muslim, peneliti dari Indikator Politik Indonesia, menilai serangan ini merupakan strategi Anies dan Ganjar untuk mendegradasi elektabilitas Prabowo. "Tujuannya, mencegah momentum Prabowo menang satu putaran," ujar Kennedy dikutip Tempo.
Menurut Kennedy, bukan tugas mudah bagi Prabowo-Gibran untuk menang dalam satu putaran, terutama karena dukungan partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak sepenuhnya solid. Fokus partai-partai ini juga terbagi ke pemilu legislatif. "Partai di KIM, selain Gerindra, sulit mendapatkan efek ekor jas dari pilpres kali ini," kata Kennedy.
Kennedy juga menambahkan, "Efek debat ini penting dalam menentukan apakah Prabowo bisa melanjutkan momentum menuju pilpres satu putaran atau menentukan siapa di antara Anies dan Ganjar yang akan menemani Prabowo dalam skenario pilpres putaran kedua."
Dalam debat yang berlangsung pada 7 Januari, Ganjar dan Anies terlihat berhasil mencuri perhatian, terutama dalam membangun persepsi publik di media sosial.
"Secara keseluruhan, dalam debat, Prabowo terlihat underperform meskipun topik yang dibahas menjadi domainnya sebagai Menteri Pertahanan," lanjut Kennedy.
Koalisi pengusung Prabowo-Gibran terdiri dari partai-partai besar seperti Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, PSI, dan Garuda. Dengan debat terakhir ini, skenario politik menjelang putaran kedua menjadi semakin tidak pasti, menambah ketegangan dan spekulasi tentang siapa yang akan maju bersama Prabowo ke putaran kedua pemilihan presiden.***