Debat Capres Berubah Jadi Forum Penilaian Kinerja Menhan Prabowo: Nusron Wahid Serang Balik Anies dan Ganjar!

- 8 Januari 2024, 06:16 WIB
Capres Prabowo Subianto menyampaikan pendapat disaksikan capres Anies Baswedan, dan capres Ganjar Pranowo saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta.
Capres Prabowo Subianto menyampaikan pendapat disaksikan capres Anies Baswedan, dan capres Ganjar Pranowo saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta. /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc./

MALANGRAYA.CO - Dinamika politik menjelang Pilpres 2024 memanas dengan pernyataan tegas dari Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, yang menantang penilaian kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Bagi beberapa pengamat, forum debat capres itu seakan berubah menjadi forum Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kinerja Menteri Pertahanan.

Nusron Wahid, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, dalam pernyataan berani dan kontroversialnya, menyebut Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo tidak memiliki kapasitas untuk menilai kinerja Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Dalam sebuah jumpa pers pasca debat Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Nusron menegaskan bahwa Anies dan Ganjar, sebagai politikus, tidak memahami konsep pertahanan yang mendalam. "Silakan Pak Anies ngasih nilai 11 dari 100, Mas Ganjar beri nilai 5 dari 10, karena memang dalam pandangan kami baik Mas Anies maupun Mas Ganjar tidak mempunyai credential maupun kapasitas," ujar Nusron.

Nusron menambahkan, "Bagaimana orang yang tidak paham konsep pertahanan akan menilai tentang pertahanan. Makanya, kasih nilai suka-suka." Ia juga membandingkan situasi tersebut dengan memberi perumpamaan seorang guru Bahasa Indonesia yang tiba-tiba menjadi guru Matematika, menunjukkan betapa absurdnya penilaian tersebut menurutnya.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Meutya Hafidz, juga aktif sebagai Ketua Komisi I DPR RI, menyatakan bahwa belum ada anggota Komisi I, termasuk dari partai politik pengusung Anies dan Ganjar, yang tidak menyetujui program dan kebijakan menteri pertahanan. "Kami belum pernah dengar bahwa ada satu pun fraksi yang tidak setuju dengan program-program dan fungsi pertahanan," ucap Meutya.

Menjelang debat, ada ekspektasi bahwa Prabowo akan unggul atas lawan-lawannya, tetapi minimnya data yang diungkap oleh Prabowo dianggap melemahkan argumennya. Sekretaris Jendral Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa Prabowo tidak gegabah menghadapi debat tersebut.

"Beliau juga tidak gegabah menghadapi ini, tidak ada persiapan khusus bagi beliau," kata Muzani di kediaman Prabowo di Jakarta Selatan sebelum debat berlangsung. Muzani menekankan bahwa pengalaman Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan latar belakangnya di dunia kemiliteran menjadi keunggulannya.

Namun, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, capres nomor urut 1 dan 3, menolak ajakan Prabowo untuk duduk bersama dan membuka data soal pertahanan di luar gelaran debat. Pernyataan ini dilontarkan kedua capres pasca-debat di Istora Senayan, menunjukkan ketidaksepakatan dan konflik antara kandidat. Bagi kedua kandidat, data yang diminta semestinya ditunjukkan di forum yang sudah disediakan, bukan di luar itu.

Konflik ini tidak hanya menunjukkan perbedaan pandangan antara para kandidat, tetapi juga menyoroti ketegangan dalam politik Indonesia saat ini. Kinerja Prabowo sebagai menteri pertahanan dan calon presiden nomor urut 2 telah menjadi topik hangat yang memicu perdebatan dan spekulasi di tengah masyarakat dan kalangan politik.**

Editor: Yudhista AP

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah