Panggung Dunia Terbelah: Gaza di Antara Keadilan dan Kepentingan Diplomasi Politik

- 28 Februari 2024, 02:09 WIB
Kerabat menangis di jenazah Yasir al-Masri, korban serangan udara di Gaza
Kerabat menangis di jenazah Yasir al-Masri, korban serangan udara di Gaza / Ashraf Amra/APA images

MALANGRAYA.CO - Serangan ofensif darat dan udara yang dilancarkan Israel telah menewaskan sedikitnya 29,878 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan otorita Palestina.

Kondisi ini tidak hanya mengundang keprihatinan global namun juga menyoroti reaksi beragam dari komunitas internasional terhadap krisis kemanusiaan yang semakin mendalam.

Pertemuan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa menjadi saksi bisu atas kecaman dan seruan dari berbagai negara yang menuntut aksi nyata. Namun, beberapa negara anggota tampak enggan mengambil langkah tegas, sebagaimana yang telah dilakukan dalam konflik lain.

"Sepertinya nyawa di Gaza tidak cukup berharga untuk mendapatkan perhatian mereka, pembantaian puluhan ribu anak tidak mampu menggoyahkan hati nurani mereka yang sebaliknya terlalu sensitif," kata Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry.

Kecaman keras juga datang dari Menteri Luar Negeri Kuwait, Abdullah Al Yahya, yang menyebut "kejahatan brutal pasukan pendudukan Israel terhadap sipil yang tak berdaya" telah menyebabkan "krisis dan kehancuran yang dahsyat."

Nasser Bourita, Menteri Luar Negeri Maroko, menekankan bahwa dunia "tidak bisa terus mengabaikan" bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.

Sementara itu, Lolwah Al Khater, Menteri Kerjasama Internasional Qatar, menilai situasi di Gaza sebagai "perang genosida," dan menyoroti situasi yang juga memburuk di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Keunikan posisi Israel yang didukung oleh beberapa kekuatan global, menurut Lolwah Al Khater, harus dihentikan.

Pernyataan serupa datang dari Menteri Luar Negeri Tunisia, Nabil Ammar, yang berbicara via video-link, menggambarkan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza "dengan kekejaman yang paling ekstrem" dan menilai komunitas internasional telah "dilumpuhkan karena segelintir negara."

Seruan untuk gencatan senjata segera menjadi sorotan, dengan peringatan keras terhadap rencana invasi darat Israel ke Rafah di selatan Gaza yang dinilai akan memiliki "repercusi bencana" bagi perdamaian di Timur Tengah.

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkini