Mengejutkan! Studi Ungkap Pandemi Covid-19 Bikin Turunnya IQ pada Jutaan Orang

- 5 Maret 2024, 15:23 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19.
Ilustrasi pasien Covid-19. /

Songgolangit.com - Kemajuan ilmu pengetahuan dalam memahami efek jangka panjang Covid-19 semakin jelas. Studi terbaru yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menggambarkan risiko serius yang ditimbulkan pada kesehatan otak, bahkan pada kasus ringan.

Berbagai penelitian terkini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memberikan dampak serius pada kesehatan otak. Bahkan dalam kasus yang ringan sekalipun, efek dari virus ini terhadap otak tampaknya signifikan dan kini mulai terungkap pada tingkat populasi.

Menurut Ziyad Al-Aly, seorang ahli kedokteran yang telah lama mempelajari long Covid, temuan ini memberikan gambaran yang mengejutkan.

"Kami melihat penurunan yang signifikan dalam kemampuan kognitif, seperti memori dan penalaran spasial, pada individu yang terinfeksi Covid-19," ungkapnya.

Studi tersebut mencatat bahwa penurunan ini terjadi tidak hanya pada mereka yang terinfeksi pada awal pandemi, tetapi juga pada mereka yang terinfeksi ketika varian Delta dan Omicron mulai mendominasi.

Bahkan, orang yang sembuh dari Covid-19 dengan gejala ringan mengalami penurunan setara dengan tiga poin IQ, sementara pasien dengan gejala berkepanjangan mengalami penurunan hingga enam hingga sembilan poin.

Survei terbaru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sejak pandemi Covid-19 dimulai, terdapat peningkatan sebanyak 1 juta orang dalam kelompok usia kerja yang mengalami "masalah serius" dalam hal mengingat, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan. Yang lebih membingungkan, sebagian besar dari mereka adalah orang dewasa muda berusia 18-44 tahun.

Efeknya sangat mengkhawatirkan. Penelitian memperkirakan bahwa penurunan tiga poin IQ bisa meningkatkan jumlah orang dewasa Amerika dengan IQ di bawah 70 menjadi 7,5 juta orang.

Penelitian di Norwegia juga menemukan bahwa fungsi memori dapat terpengaruh hingga 36 bulan setelah seseorang terinfeksi Covid-19. Di sisi lain, survei di Amerika Serikat dan Uni Eropa menunjukkan bahwa orang dewasa muda adalah yang paling terpengaruh.

Untuk menyingkap selubung penyebab sebenarnya di balik gangguan kognitif ini, termasuk kabut otak, perlu upaya bersama selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun dari para peneliti di seluruh dunia. Dan sayangnya, hampir semua orang menjadi contoh upaya global yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: The Conversation AS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah