Prospek Usaha Penggemukan Sapi Perah Jantan PFH sebagai Ternak Pedaging

- 24 April 2024, 04:52 WIB
Ahmad Uzairon Alfachrozi warga Pandesari, Desa Maron Sebaluh, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang saat berada di lokasi pembesaran sapi.
Ahmad Uzairon Alfachrozi warga Pandesari, Desa Maron Sebaluh, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang saat berada di lokasi pembesaran sapi. /RRI Malang/Syamsuddin/


MALANGRAYA.CO – Ahmad Uzairon Alfachrozi, seorang peternak sapi perah jantan di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, telah membuktikan bahwa ketekunan dan kerja keras dapat mengubah dua ekor sapi menjadi 205 ekor dalam kurun waktu kurang dari satu dekade.

"Saya mulai usaha ini sejak tahun 2015. Awalnya cuma punya 2 ekor dan akhirnya sampai sekarang bisa 205 ekor," ujar Ahmad dengan nada penuh semangat saat ditemui RRI pada hari Selasa, 23 April 2024.

Pria asal Pandesari, Desa Maron Sebaluh ini memilih untuk berkecimpung dalam bisnis pembesaran sapi jenis PFH (Peranakan Frision Holstein) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pedhet—anak sapi—serta calon ternak pedaging yang masih langka di Indonesia.

Dengan pengelolaan mulai dari usia satu minggu hingga lima bulan, Ahmad telah menjalin kerjasama dengan para peternak di sekitarnya hingga ke wilayah Boyolali. Penjualan sapi dilakukan baik dengan sistem timbangan maupun per ekor, tergantung pada kesepakatan.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Kekinian di Pujon, Tiket Murah Gak Kalah dengan Batu

Modal awal usaha yang kini berkembang pesat ini berasal dari tabungan pribadi Ahmad, "Awal dulu saya punya modal beberapa juta. Itupun dari hasil saya kerja, saya kumpulin," kenangnya.

Dalam percakapan, Ahmad mengungkapkan bahwa penjualan sapi mengalami puncak ketika memasuki Bulan Ramadan hingga Idul Adha.

Di luar musim tersebut, penjualan tetap berjalan dengan distribusi ke peternak lokal saat musim sayur, dan ekspor ke kota-kota besar seperti Semarang di hari-hari biasa.

Kebahagiaan terpancar dari wajahnya ketika menceritakan bahwa setiap bulan, ia mampu menjual antara 25 hingga 40 ekor sapi dengan harga mulai dari Rp 2,3 juta untuk anakan berumur satu minggu, hingga lebih dari Rp 6,5 juta untuk umur lima bulan. Omset yang diperoleh per ekor sapi setelah lima bulan berkisar antara Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta.

Namun, tidak selamanya perjalanan usaha berjalan mulus. Ahmad mengeluhkan biaya pakan yang tinggi dan ancaman penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) serta PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang masih mengintai sejak tahun 2022.

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x