Network
MALANGRAYA.CO – Arema FC masih terpuruk di zona merah ketika BRI Liga 1 2023/2024 menyisakan 10 pertandingan. Apabila tidak mampu bangkit, tim berjuluk Singo Edan ini akan mengulang rekor memalukan pada tahun 2003 ketika harus turun kasta dan mencatatkan defisit gol yang cukup tinggi.
Pada Liga Indonesia 2003 (kala itu juga bernama Liga Bank Mandiri 2003 terkait sponsorship), Arema harus merasakan pahitnya terdegradasi dari Divisi Utama. Ketika itu, tim Singo Edan menempati peringkat ke-17 dari 20 tim peserta dengan 44 poin. Sementara itu, selisih golnya adalah 39 memasukkan dan 59 gol kemasukan alias minus 20!
Arema saat itu memang ditinggal pergi pemain-pemain terbaiknya, sebagian besar dibawa Iwan Budianto ke Persik Kediri, termasuk Aris Susanto, Khusnul Yuli, Harianto, dan Wawan Widiantoro. Talenta terbaik yang tersisa adalah Aji Santoso, Nanang Supriyadi, Kurnia Sandy, dan Joko Susilo. Meski di putaran kedua mendatangkan Rodrigo Araya, Charles Horik, Simamo Basile, dan Stenly Mamuaya, tidak mampu menolong klub.
Saat ini, Arema FC masih berada di peringkat ke-16 dari 18 peserta. Dendi Santoso dkk baru mengumpulkan 21 poin dari 24 pertandingan yang telah dilalui, dengan 5 kemenangan, 6 seri, dan 13 kekalahan, mencetak 26 gol dan kebobolan 44 gol atau minus 18. Pada laga terakhir, mereka dibantai 1-4 saat bertanding melawan PSIS Semarang.
Untuk mengangkat prestasi tim, manajemen Arema FC memutuskan memberhentikan Fernando Valente sebagai pelatih. Gantinya, Widodo Cahyono Putro ditunjuk menjadi arsitek tim. Mantan pelatih Bali United dan Persita Tangerang tersebut akan dibantu Agung Prasetyo yang ditugaskan untuk menjadi pelatih kiper.
“Kami melihat kebutuhan secara umum yang menjadi bagian dari evaluasi yang bisa dilakukan saat ini, dan semoga masuknya Agung Prasetyo bisa menambah kekuatan Arema FC, terutama di sektor kiper. Apalagi Agung punya pengalaman di sin saat menjadi kiper selama tiga musim,” ujar Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andreas, dalam keterangan resminya.***
