Rupiah Terjun Bebas, Harga Emas Tertekan! Temukan Penyebab di Balik Melemahnya Mata Uang Asia

- 17 April 2024, 14:23 WIB
Ilustrasi - Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing
Ilustrasi - Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa/am

MALANGRAYA.CO – Nilai tukar rupiah mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan di pasar valuta asing. Penurunan ini dipicu oleh data inflasi terbaru dari Amerika Serikat yang menunjukkan peningkatan signifikan. Indeks Harga Konsumen AS untuk bulan Maret 2024 mencatatkan kenaikan yang mengakibatkan rupiah terdepresiasi hingga menembus batas psikologis Rp16 ribu per dolar AS.

Pada sesi awal, mata uang Garuda tercatat melemah sebesar 76 poin, atau setara dengan 0,47 persen, menjadi Rp16.252 per dolar AS. Penurunan ini merupakan kelanjutan dari tren yang terjadi sebelumnya, di mana rupiah ditutup pada angka Rp16.176 per dolar AS.

Di tengah ketidakpastian global yang meningkat, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"BI selalu berada di pasar dan kami akan pastikan stabilisasi nilai tukar akan terjaga," ujar Perry di Jakarta. Ia menambahkan, "kami terus melakukan intervensi baik di spot maupun Non Delivery Forward (NFD)."

Baca Juga: Kenaikan Harga Emas Masih Berlanjut, Analis Antisipasi Volatilitas Pasar Pekan Ini

Di sisi lain, mata uang Asia pada umumnya bergerak dalam rentang terbatas terhadap dolar AS, yang berhasil mempertahankan posisinya di dekat puncak lima bulan setelah data ekonomi AS yang kuat dan pernyataan dari Federal Reserve. Kondisi ini membuat para pelaku pasar cenderung mengurangi spekulasi tentang pemotongan suku bunga oleh Fed dalam waktu dekat.

Selain itu, Jerome Powell, Ketua Federal Reserve, pada hari Rabu menguatkan posisi dolar dengan menyatakan bahwa inflasi yang persisten mengurangi kepercayaan Fed untuk memulai pemotongan suku bunga. Hal ini memberikan dampak bagi pasar Asia yang tertekan.

Dalam perdagangan emas, harga logam mulia ini turun tipis di Asia pada hari Rabu. Komentar yang cenderung hawkish dari pejabat tinggi Federal Reserve menguatkan dolar dan imbal hasil Treasury, yang memberikan tekanan pada emas.

Namun, harga emas masih berada dalam jangkauan puncak baru-baru ini, karena kekhawatiran yang berlanjut atas potensi konflik antara Iran dan Israel mempertahankan permintaan atas aset safe haven.

Baca Juga: Serangan Iran-Israel Guncang Pasar: Dolar AS Jadi Buruan, Rupiah Terjepit!

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x