Mahasiswa UB Hadirkan PostureCare, Terapi Kelainan Tulang Belakang Anak

27 Juni 2024, 11:15 WIB
TIm mahasiswa UB sedang menguji prototype PostureCare untuk terapi kelainan tulang belakang pada anak. /ub.ac.id

MALANGRAYA.CO – Inovasi kembali ditunjukkan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Kali ini, tim yang terdiri dari Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), serta Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro) memperkenalkan PostureCare.

Ini diklaim bisa memantau sekaligus mengoreksi postur tulang belakang pada anak-anak.
Menggunakan Internet of Things (IoT), PostureCare mendiagnosis medis posisi bungkuk pada tulang belakang. Alat ini juga dilengkapi dengan sensor pendeteksi kesesuaian posisi, sudut tulang belakang, dan terapi kompres panas pereda nyeri.

“PostureCare hadir sebagai solusi untuk memantau dan mengoreksi postur tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun yang mengalami kifosis,” terang Farid selaku Ketua Tim PKM Karya Inovatif ini.

“Alat ini menggunakan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh. Tiga sensor berfungsi mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang, sedangkan satu sensor memonitor perubahan sudut tulang belakang harian pasca terapi,” sambung dia.

Nantinya, microcontroller ESP32 akan memproses data sensor untuk menentukan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater. Jika terdeteksi ada posisi tulang belakang yang salah, alat ini akan memberi peringatan melalui getaran dan cahaya.

Selain itu, ada dua polymade heater yang akan mengurangi nyeri dengan cara meningkatkan sirkulasi darah di area yang terkena melalui proses thermotherapy. Data nantinya akan disajikan dalam bentuk grafik harian via aplikasi yang terhubung dengan WhatsApp Bot, sehingga orang tua bisa melacak kemajuan terapi.

Baca Juga: Universitas Brawijaya Digitalisasi Kajoetangan Heritage Malang, Gandeng NUS Singapura

“Kami memakai pendekatan chronic care model dengan fokus pada kesejahteraan pasien dan keluarga,” timpal Isal, salah satu anggota tim, ketika proses pendampingan pasien di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

“Salah satu fitur utamanya adalah memberikan kalimat motivasi yang berbeda setiap hari melalui WhatsApp Bot dan aplikasi. Ini membantu untuk mendeteksi masalah secara dini, melibatkan keluarga secara langsung, sekaligus mengatasi gangguan tulang belakang,” lanjut dia.

Pasien nantinya juga akan diberikan panduan dan buku harian My Bone untuk memantau aktivitas, perasaan, penggunaan brace, dan pola makan anak. Keluarga pun diajak terlibat dengan memberikan stiker bintang jika anak berhasil memenuhi target harian.

Pengembangan PostureCare ini telah direkomendasikan dan dikonsultasikan oleh 12 praktisi, termasuk Dr. Muhammad Rezaalka Helto, Sp.BS (dokter spesialis bedah syaraf), Dr. Rifky Mubarak, SpKFR (dokter spesialis rehabilitasi medis), dan Dr. Mukharradhi Nanza, M.Ked(Surg), Sp.OT (spesialis ortopedi anak). Dukungan dari para ahli memperkuat kredibilitas dan efektivitas alat ini.

“Kami saat ini sedang proses pengajuan HAKI, yakni tiga buah modul untuk keluarga, pasien, serta tenaga kesehatan, satu manual book, dan dua program komputer berupa WhatsApp Bot Care serta aplikasi. Semoga paten yang kami ajukan disetujui dalam waktu dekat,” pungkas Isal.***

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: Universitas Brawijaya

Tags

Terkini

Terpopuler