Dituduh Curi Data, Google Hapus Jutaan Riwayat Penelusuran di Chrome Incognito

- 2 April 2024, 12:05 WIB
Google akan menghapus riwayat penelusuran di Chrome model Incognito setelah dituduh mencuri data pengguna.
Google akan menghapus riwayat penelusuran di Chrome model Incognito setelah dituduh mencuri data pengguna. /Unsplash/@rubaitulazad

MALANGRAYA.CO – Google dikabarkan akan menghapus jutaan catatan aktivitas browsing pengguna. Ini dilakukan setelah mereka mendapatkan tuduhan melacak orang tanpa sepengetahuan yang bersangkutan, terutama ketika berselancar di Chrome lewat mode Incognito.

Gugatan tersebut, yang diajukan pada 2020 lalu, menuduh unit Alphabet Inc. secara diam-diam mengumpulkan data dari orang-orang yang menggunakan Chrome dalam mode Incognito. Meskipun fungsi tersebut memungkinkan pengguna mematikan pengumpulan data, alat Google lainnya, seperti teknologi periklanan, tetap mengambil data mereka.

Dalam pengajuan di pengadilan federal San Francisco, Senin, 1 April 2024, Google mengatakan akan menghapus ‘miliaran’ catatan data yang mencerminkan penjelajahan pribadi seseorang. Perusahaan juga setuju selama lima tahun ke depan untuk mengizinkan pengguna mode Incognito memblokir cookie pihak ketiga.

“Kami dengan senang hati menyelesaikan gugatan ini, yang kami yakini tidak ada gunanya,” kata juru bicara Google, Jose Castaneda, dalam sebuah pernyataan.

“Kami tidak pernah mengaitkan data dengan pengguna saat mereka menggunakan mode Incognito. Kami dengan senang hati menghapus data teknis lama yang tidak pernah dikaitkan dengan individu dan tidak pernah digunakan untuk personalisasi dalam bentuk apa pun,” sambung dia.

Meskipun penggugat meminta ganti rugi sebesar 5 miliar dolar AS, penyelesaiannya tidak mencakup pembayaran dari Google. Sebaliknya, individu akan dapat menuntut ganti rugi dengan mengajukan keluhan mereka sendiri terhadap Google di pengadilan negara bagian AS, dan sekitar 50 orang telah melakukannya.

“Ada banyak sekali keluhan, tuntutan hukum, dan tindakan regulasi yang berpusat pada perusahaan yang mengumpulkan atau membagikan data pelanggan dengan cara yang tidak terduga,” ujar analis senior di Forrester, Stephanie Liu.

Pada awal 2024 ini, Google sudah mulai membatasi cookie pihak ketiga untuk beberapa pengguna browser Chrome-nya. Cookie baru-baru ini tunduk pada peraturan yang lebih ketat, termasuk European Union's General Data Protection Regulation yang diperkenalkan pada 2016 serta peraturan di California.***

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: TIME


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah