Ritual Unan-Unan Suku Tengger: Ekspresi Syukur dan Permohonan Keselamatan

- 25 April 2024, 06:00 WIB
Warga suku Tengger mengikuti tradisi Ritual Unan-Unan di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (23/4/2024)
Warga suku Tengger mengikuti tradisi Ritual Unan-Unan di Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (23/4/2024) /Antara Jatim/Umarul Faruq/mas/

MALANGRAYA.CO - Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur – Dalam kilauan mentari yang perlahan tenggelam di ufuk barat, warga suku Tengger menggelar tradisi Ritual Unan-Unan, sebuah perayaan yang sarat makna dan nuansa spiritual.

Pada hari Selasa, 23 April 2024, suasana Desa Ngadisari berubah menjadi paduan harmoni dan kekhusyukan saat kepala kerbau diarak sebagai sesaji.

Ritual Unan-Unan, yang terhampar dalam lima tahunan kalender Tengger, bukan sekadar perayaan adat. Ini adalah manifestasi ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus permohonan agar masyarakat Tengger terlindungi dan terhindar dari segala bencana.

Tarian, musik, dan makanan khas suku Tengger menjadi bagian integral dari upacara ini, mencerminkan penghargaan mendalam terhadap budaya dan tradisi.

Siti Sitta Fitria, dalam jurnal Al Tatwir vol 10, mengungkapkan bahwa Unan-Unan adalah simbol hubungan harmonis antara masyarakat Tengger dengan alam sekitar, khususnya Gunung Bromo yang dianggap sakral.

Baca Juga: Fenomena Perang Sarung di Bulan Ramadan: Kekerasan yang Bersembunyi di Balik Tradisi

Rangkaian kegiatan Unan-Unan diawali dengan pembacaan mantra selama dua hari dua malam. Prosesi berlanjut dengan upacara Rakatawang, yang digelar dari pagi hingga sore. Ritual Unan-Unan itu sendiri dan Nurunen Leluhur, yang bertujuan mengundang roh leluhur, menjadi puncak perayaan di malam hari.

Keesokan harinya, Mbeduduk menjadi sorotan dengan penyembelihan kerbau putih yang istimewa, sebagai persembahan kepada Batarakala. Ritual ini diharapkan membawa perjanjian suci, di mana Batarakala akan menjauhkan diri dan tidak mengganggu ketenangan desa.

Makanan yang disajikan dalam Unan-Unan juga mengandung simbolisme, termasuk "songo" yang terdiri dari air dari sembilan sumber mata air berbeda. Hiburan, seperti tayub dan jaran kepang, turut memeriahkan acara, sambil mempertahankan nilai religius dan kepercayaan terhadap leluhur.

Baca Juga: Perjalanan Cinta dan Ilmu di Haul Darul Hadits: Tradisi Ilmu yang Hidup di Jantung Kota Malang

Halaman:

Editor: Yudhista AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x