Survei The Economist Sebut Prabowo Unggul, Bisakah Menang Pilpres 2024 Satu Putaran?

- 25 Januari 2024, 21:55 WIB
Survei The Economist menyebutkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli dua pesaingnya.
Survei The Economist menyebutkan elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli dua pesaingnya. /economist.com

MALANGRAYA.CO – The Economist, media asal Inggris, merilis hasil survei Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia. Dalam laporan bertajuk ‘Who will be next president of Indonesia?’, calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengungguli dua lawannya, Ganjar Pranowo (capres nomor urut 03) dan Anies Baswedan (capres nomor urut 01).

Dikutip pada Kamis, 25 Januari 2024 malam, Prabowo berhasil unggul dengan elektabilitas 47 persen. Sementara itu, Ganjar dan Anies sama-sama mengantongi elektabilitas 24 persen. Sebelumnya, pada Kamis siang, elektabilitas Prabowo bahkan menyentuh angka 50 persen, sedangkan Ganjar 23 persen dan Anies dengan 21 persen.

Data survei tersebut merupakan hasil pantauan The Economist pada 16 Januari 2024. Media itu sudah memantau elektabilitas para capres Indonesia secara rutin sejak Januari 2023. Selama satu tahun, elektabilitas Prabowo cenderung naik, sedangkan Ganjar cenderung turun dan Anies bergerak fluktuatif.

“Pada tanggal 14 Februari, negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini akan mengadakan pemungutan suara untuk memilih penerus Presiden Joko Widodo yang sangat populer, yang dikenal sebagai Jokowi. Jika tidak ada yang menang lebih dari 50 persen pada putaran pertama, kontes akan dilanjutkan pada bulan Juni,” tulis The Economist.

Jumlah pemilih pada Pemilu 2024 diperkirakan 204 juta warga Indonesia yang memenuhi syarat. Menurut The Economist, Indonesia adalah negara demokrasi yang muda dan antusias. Namun, meski Jokowi telah mendorong pertumbuhan ekonomi, media itu mencatat Indonesia masih mengalami kemunduran demokrasi, termasuk kebangkitan kronisme dan politik dinasti.

The Economist tidak lupa memberikan ulasannya mengenai tiga capres. Prabowo, dikatakan media itu, punya sifat meledak-ledak dan lantas mengubah personanya menjadi seorang kakek yang lebih bersahabat. Namun, banyak pemilih yang masih terlalu muda untuk mengingat pasukan Prabowo yang melakukan pelanggaran brutal di Timor Leste dan demo 1998.

Sementara itu, Anies adalah mantan rektor universitas, menteri pendidikan, dan gubernur DKI Jakarta. Di Jakarta, ia menyediakan sekolah anak-anak miskin dan merespons Covid-19 dengan cepat. Namun, saat berkampanye menjadi gubernur, Anies menerapkan politik identitas yang buruk terhadap petahana etnis Tionghoa dan Kristen.

Terakhir, Ganjar adalah pemimpin Jawa Tengah yang memilih pendekatan bersifat man-of-the-people. Sebagai teknokrat yang ramah, ia ‘meminjam’ pendekatan kampanye blusukan ala Jokowi ke akar rumput. Menggandeng Mahfud MD sebagai wakil, Ganjar berjanji meningkatkan keamanan di wilayah maritim yang luas.***

Editor: Anang Panca Kurniawan

Sumber: The Economist


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah