Inilah Paslon yang Paling Disukai Netizen di TikTok, Ternyata Bukan Capres yang Anda Sukai?

- 4 Februari 2024, 13:24 WIB
Ketiga Capres dan Cawapres Pemilu 2024 saat debat keempat (tangkap layar Ig@cakiminow)
Ketiga Capres dan Cawapres Pemilu 2024 saat debat keempat (tangkap layar Ig@cakiminow) /

MALANGRAYA.CO - Dalam rentang waktu 21 Januari hingga 3 Februari 2024, lanskap media sosial khususnya TikTok, menjadi arena sengit perdebatan politik dengan ketiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Indonesia sebagai pusat perhatian.

Analisis yang dilakukan oleh Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, menawarkan wawasan mendalam tentang dinamika kampanye digital yang terbentang di platform ini.

Secara umum, Paslon 01 mendominasi jumlah postingan dengan total 3.611 posts, diikuti oleh Paslon 02 dengan 2.741 posts, dan Paslon 03 dengan 2.473 posts. Dari perspektif share of voices, Paslon 01 memimpin dengan 41%, Paslon 02 menduduki posisi kedua dengan 31%, dan Paslon 03 di posisi terakhir dengan 28%.

Meskipun demikian, paradoks terjadi ketika melihat total interaksi, dimana Paslon 02 unggul jauh dengan 1,7 miliar interaksi, meninggalkan Paslon 01 dan Paslon 03 dengan 700 juta dan 780 juta interaksi masing-masing.

Analisis potensi jangkauan menunjukkan bahwa Paslon 03 memiliki potensi jangkauan terbesar dengan 174 juta, melalui 1.278 akun dengan 76 di antaranya memiliki lebih dari 1 juta pengikut. Disusul oleh Paslon 02 dengan potensi jangkauan 146 juta melalui 1.577 akun, dan Paslon 01 dengan 83 juta melalui 1.990 akun.

Walaupun Paslon 01 menghasilkan jumlah postingan terbanyak, hal ini tidak secara otomatis menerjemahkan ke dalam interaksi yang lebih tinggi, suatu indikator bahwa kuantitas tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas dalam konteks engagement pengguna.

Keberhasilan Paslon 02 dalam mengumpulkan jumlah interaksi tertinggi menandakan efektivitas strategi konten mereka dalam memancing reaksi dari pengguna TikTok.

Adapun keterbatasan analisis ini terletak pada kapasitas crawling data, dimana postingan yang tidak mencantumkan kata kunci tertentu mungkin tidak terdeteksi.

Oleh karena itu, analisis sentimen yang lebih mendalam memerlukan pengamatan langsung terhadap isi video, yang sering kali tidak sepenuhnya dapat diwakili oleh caption saja.

Dari temuan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam ranah digital, khususnya di TikTok, keberhasilan kampanye tidak semata-mata diukur dari banyaknya konten yang diproduksi, melainkan lebih kepada seberapa besar konten tersebut mampu memengaruhi dan berinteraksi dengan audiens.

Halaman:

Editor: Yudhista AP

Sumber: Drone Emprit


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah