Dinasti Jokowi: Langkah Kontroversial Menyiapkan Gibran Menuju Kursi Presiden 2029?

- 7 Januari 2024, 06:51 WIB
Artikel di New York Times menyorot dinasti Jokowi
Artikel di New York Times menyorot dinasti Jokowi /YAP/MR

MALANGRAYA.CO - Dalam gelombang drama politik yang mirip sinetron Korea, Presiden Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, membangun dinasti politik dengan menggandeng putranya sebagai calon wakil presiden dalam tiket bersama dengan mantan jenderal Prabowo. Langkah ini, menurut analis The New York Times, bukan hanya strategi politik jangka pendek, tetapi juga rencana jangka panjang untuk menyiapkan putranya menuju kursi presiden pada tahun 2029.

Joko Widodo, Presiden Indonesia yang populer, sedang mempersiapkan skenario politik yang mengejutkan. Dalam langkah yang dianggap sebagai upaya membangun dinasti politik, Jokowi kini menyiapkan putranya sebagai calon wakil presiden, berpasangan dengan mantan jenderal  Prabowo. Menurut jajak pendapat, kombinasi kedua keluarga politik ini memberikan keunggulan signifikan bagi mereka.

Yoes C. Kenawas, seorang fellow peneliti di Universitas Atma Jaya, Jakarta, mengatakan, "Jelas Jokowi sedang membangun dinasti politik." Dia menambahkan bahwa tujuan utama Jokowi adalah mempersiapkan putranya untuk maju sebagai calon presiden pada tahun 2029, dengan masa jabatan wakil presiden sebagai masa 'magang'.

Namun, Joko sendiri mengalihkan kritik terhadap manuver politiknya dengan bercanda bahwa ini mirip dengan drama Korea yang populer di Indonesia.

"Akhir-akhir ini kita disajikan terlalu banyak drama, terlalu banyak drama Korea," ucapnya pada pertemuan partai pada bulan November, tanpa menyebutkan peran keluarganya dalam drama politik tersebut.

Titi Anggraini, seorang dosen di Universitas Indonesia, dan Ian Wilson, seorang dosen senior di Universitas Murdoch di Perth, Australia, sama-sama menegaskan bahwa manuver ini merupakan rekayasa yang terencana. Wilson, yang telah lama mempelajari politik Indonesia, menggambarkan manuver Jokowi sebagai bagian dari tren anti-demokrasi yang dianut oleh banyak politisi Indonesia.

Prabowo, yang dikenal dengan temperamennya yang mudah membara, telah menghabiskan dekade terakhir untuk menciptakan citra sebagai sosok lelaki yang penyayang.

"Saya tidak melihat Jokowi sebagai seorang demokrat sama sekali," kata Wilson. "Jokowi memiliki kecenderungan otoriter, dan begitu pula Prabowo."

***

Editor: Yudhista AP

Sumber: The New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah