Network
MALANGRAYA.CO - Di tengah persaingan ketat Pemilu Indonesia 2024, para kandidat presiden dan wakil presiden menggunakan berbagai cara kreatif untuk menarik perhatian pemilih muda.
Dari TikTok, budaya K-Pop, hingga kecintaan terhadap kucing, setiap kandidat berusaha keras untuk memenangkan hati generasi muda. Dengan lebih dari 205 juta pemilih, Indonesia menggelar pemilu terbesar dalam satu hari di dunia. Hal ini menjadi sorotan Firstpost America dalam tayangannya (13/02).
"Pemilu kali ini benar-benar unik. Kandidatnya tidak hanya menjanjikan program, tapi juga tampil di TikTok dan menyanyikan lagu K-Pop!" kata Rani, seorang pemilih pemula.
Salah satu kandidat yang paling populer adalah Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan saat ini, yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo. Mereka berdua mendapat dukungan dari koalisi Indonesia Maju dan berjanji akan melanjutkan pembangunan yang telah dimulai oleh presiden sebelumnya.
Namun, Prabowo tampaknya belum berhasil menarik perhatian pemilih muda, yang merupakan kekuatan Anies Baswedan, mantan akademisi yang kini menjadi salah satu kandidat paling populer di kalangan generasi muda. Anies dikenal karena keaktifannya di media sosial, terutama TikTok, dan bahkan berdansa mengikuti tren musik K-Pop.
"Anies itu beda, dia lebih merakyat dan tahu cara berkomunikasi dengan kami, anak muda," ujar Adi, seorang mahasiswa.
Sementara itu, Ganjar Pranowo, yang kurang berpengalaman dalam ekonomi dan kebijakan luar negeri, sempat membuat kontroversi dengan menolak menjadi tuan rumah tim Israel di Piala Dunia FIFA U-19 karena alasan politik. Keputusan ini membuatnya kehilangan popularitas di kalangan penggemar sepak bola, tapi meningkatkan dukungan dari kelompok Islam garis keras.
Di sisi lain, kontestan lain yang mencuri perhatian adalah Francine dengan kucing peliharaannya, Jojo, yang menjadi favorit para pecinta hewan.
"Pemilu ini bukan hanya tentang politik, tapi juga tentang bagaimana kandidat berinteraksi dengan masyarakat, terutama generasi muda," kata Bapak Hendra, seorang pengamat politik.
